Selamat Datang di Galaksi. . . Selamat Belajar. . . Semoga Bermanfaat. . .Salam Galaksi. . .

Selasa, 02 September 2014

Peta Pita

 PETA PITA
     Peta pita adalah suatu gambaran daerah yang dilewati pada suatu perjalanan secara runtut yang dituangkan dalam gulungan kertas yang panjang sehingga menyerupai pita. Seperti pengertiannya, tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan daerah yang dilalui dalam perjalanan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
1. Kompas
2. Kertas / gulungan kertas
3. Penggaris panjang
4. Pensil
5. Papan jalan/ papan ujian
        Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
1. Penentuan Skala
Skala yang digunakan dalam peta pita harus tepat sehingga dapat menggambarkan kondisi daerah pada jarak tertentu secara benar.

2. Pembuatan Keterangan
Keterangan adalah simbol mengenai apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu digambarkan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok.

3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.

       Dalam pembuatan peta pita setiap berganti arah hendaknya dibidik pula berapa derajat perbelokan arahnya dengan kompas. Berikut adalah contoh pembuatan peta pita:


Berikut contoh keterangannya:








Jumat, 23 Mei 2014

Guru Kunci Mutu Pendidikan

Guru Kunci Mutu Pendidikan


A. Mutu Pendidikan

1. Pengertian Mutu Pendidikan

Sebelum membahas pengertian mutu pendidikan kita akan membahas pengertian dari mutu terlebih dahulu. Mutu dapat diartikan bermacam-macam tergantung pada apa yang dikenainya atau orang yang memakainya. Mutu berasal dari bahasa latin yakni “Qualis” yang berarti what kind of (tergantung kata apa yang mengikutinya). 

Mutu menurut Deming ialah kesesuaian dengan kebutuhan. Mutu menurut Juran ialah kecocokan dengan kebutuhan. (Usman, 2006 : 407). Sedangkan menurut Sallis (Usman, 2006 : 406), mutu adalah konsep yang absolut dan relatif. Mutu yang absolut ialah mutu yang idealismenya tinggi dan harus dipenuhi, berstandar tinggi, dengan sifat produk bergengsi tinggi. Mutu yang relatif bukanlah sebuah akhir, namun sebagai sebuah alat yang telah ditetapkan atau jasa dinilai, yaitu apakah telah memenuhi standar yang telah ditetapkan (Usman, 2006 : 408).

Setelah kita mengetahui pengertian mutu, selanjutnya kita akan mempelajari tentang pendidikan. Pendidikan adalah suatu kata yang sangat sering kita dengar dari masa kita mengalami masa kecil sampai saat kita hidup pada usia berapapun. Hasbullah(1999), menerangkan bahwa dalam artian sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan . Kemudian, seiring dengan tahap-tahap perkembangan, pendidikan kemudian diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi.

Pendidikan dinyatakan bermutu jika siap berperoses. Proses pendidikan bermutu apabila mampu menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan, sehingga hasil belajar akademik dan nonakademik siswa tinggi. Kemudian akan dapat menciptakan lulusan-lulusan yang cepat memperoleh pekerjaan.

Sedangkan menurut Hari Sudradjad (2005 : 17) pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan atau kompotensi, baik kompetensi akademik maupun kompetensi kejuruan, yang dilandasi oleh kompetensi personal dan sosial, serta nilai-nilai akhlak mulia, yang keseluruhannya merupakan kecakapan hidup (life skill). Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidikan tersebut mampu menghasilkan manusia seutuhnya (manusia paripurna) atau manusia dengan pribadi yang integral (integrated personality) yaitu mereka yang mampu mengintegralkan iman, ilmu, dan amal.

Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian mutu pendidikan adalah tolok ukur sejauh mana pendidikan dapat menghasilkan generasi yang berkompetensi dan memiliki kecakapan hidup.

2. Karaktersitik Mutu Pendidikan

Husaini Usman (2006 : 411) mengemukakan 13 (tiga) belas karakteristik yang dimiliki oleh mutu pendidikan yaitu :

a. Kinerja (performa) yakni berkaitan dengan aspek fungsional sekolah meliputi: kinerja guru dalam mengajar baik dalam memberikan penjelasan meyakinkan, sehat dan rajin mengajar, dan menyiapkan bahan pelajaran lengkap, pelayanan administratif dan edukatif sekolah baik dengan kinerja yang baik setelah menjadi sekolah favorit.

b. Waktu wajar (timelines) yakni sesuai dengan waktu yang wajar meliputi memulai dan mengakhiri pelajaran tepat waktu, waktu ulangan tepat.

c. Handal (reliability) yakni usia pelayanan bertahan lama. Meliputi pelayanan prima yang diberikan sekolah bertahan lama dari tahun ke tahun, mutu sekolah tetap bertahan dan cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

d. Data tahan (durability) yakni tahan banting, misalnya meskipun krisis moneter, sekolah masih tetap bertahan.

e. Indah (aesteties) misalnya eksterior dan interior sekolah ditata menarik, guru membuat media-media pendidikan yang menarik.

f. Hubungan manusiawi (personal interface) yakni menunjung tinggi nilai-nilai moral dan profesionalisme. Misalnya warga sekolah saling menghormati, demokrasi, dan menghargai profesionalisme.

g. Mudah penggunaanya (easy of use) yakni sarana dan prasarana dipakai. Misalnya aturan-aturan sekolah mudah diterapkan, buku-buku perpustakaan mudah dipinjam di kembalikan tepat waktu.

h. Bentuk khusus (feature) yakni keuggulan tertentu misalnya sekolah unggul dalam hal penguasaan teknologi informasi (komputerisasi).

i. Standar tertentu (comformence to specification) yakniu memenuhi standar tertentu. Misalnya sekolah tetlah memenuhi standar pelayanan minimal.

j. Konsistensi (concistency) yakni keajengan, konstan dan stabil, misalnya mutu sekolah tidak menurun dari dulu hingga sekarang, warga sekolah konsisten dengan perkataanya.

k. Seragam (uniformity) yakni tanpa variasi, tidak tercampur. Misalnya sekolah melaksanakan aturan, tidak pandang bulu, seragam dal berpakaian.

l. Mampu melayani (serviceability) yakni mampu memberikan pelayanan prima. Misalnya sekolah menyediakan kotak saran dan saran-saran yang masuk mampu dipenuhi dengan baik sehingga pelanggan merasa puas.

m. Ketepatan (acuracy) yakni ketepatan dalam pelayanan misalnya sekolah mampu memberikan pelayanan sesuai dengan yang diinginkan pelanggan sekolah. 

Usman (2006 : 413) mengemukakan secara sederhana mutu memiliki 4 (empat) karakteristik sebagai berikut :
  • Spesifikasi,
  • Jumlah,
  • Harga dan
  • Ketepatan waktu penyerahan.
3. Indikator Mutu Pendidikan

Sekolah merupakan sebuah masyarakat kecil yang menjadi wahana pengembangan siswa. Siswa adalah pelanggan yang datang ke sekolah untuk mendapatkan pelayanan. Kepala Sekolah, guru dan tenaga kependidikan lain adalah tenaga profesional yang terus-menerus berinovasi untuk kemajuan sekolah. 

Mutu pendidikan atau mutu sekolah seringkali tertuju pada mutu lulusan, tetapi merupakan kemustahilan pendidikan atau sekolah menghasilkan lulusan yang bermutu, kalau tidak melalui proses pendidikan yang bermutu pula. 

Untuk menentukan bahwa pendidikan bermutu atau tidak dapat terlihat dari indikator-indikator mutu pendidikan. Indikator mutu pendidikan menurut Sallis(2008) dapat terlihat dari dua sudut pandang yaitu sekolah sebagai pennyedia jasa pendidikan dan siswa sebagai pengguna jasa yang di dalamnya ada orang tua, masyarakat dan stakeholder.

Indikator mutu dari perspektif penyedia jasa/ service provider adalah sekolah sebagai lembaga pendidikan harus memenuhi indikator produk yang bermutu dilihat dari output lembaga pendidikan tersebut. Indikator itu adalah : 

a. Sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan atau conformance to specification; 

b. Sesuai dengan penggunaan atau tujuan atau fitness for purpose or use;

c. Produk tanpa cacat atau zero defect; 

d. Sekali benar dan seterusnya atau right first, every time.

Dalam konteks pendidikan nasional maka keempat indikator mutu tersebut diatur dalam Standar Nasional Pendidikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005, yaitu : Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses, Standar Pembiayaan, Standar Pengelolaan, Standar Pendidik Tenaga Kependidikan, Standar Sarana Prasarana, Standar Penilaian Pendidikan

Indikator mutu dari perspektif costumer adalah: 

a. Kepuasan pelanggan atau costumer statisfaction. Bila produk dan jasa dapat melebihi harapan pelanggan atau exceeding costumer expectation; 

b. Setia kepada pelanggan atau delighting the costumer

Sesuai dengan konsep bahwa pendidikan adalah layanan jasa maka indikator kepuasan pengguna dapat terlihat dari : Tangibles (Penampilan), Reliability (respons), Responsiveness (handal), Assurances (keyakinan), Empathy (empati). 

Setelah melihat indikator di atas, dapat disimpulkan bahwa mutu pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Berdasarkan http://event.republika.co.id ada 7(tujuh) penyebab mengapa mutu pendidikan Indonesia rendah. Penyebab tersebut antara lain:

· Pembelajaran hanya pada buku paket

Di indonesia telah berganti beberapa kurikulum dari KBK menjadi KTSP. Hampir setiap menteri mengganti kurikulum lama dengan kurikulum yang baru. Namun adakah yang berbeda dari kondisi pembelajaran di sekolah-sekolah. Jawabannya adalah tidak, karena pembelajaran di sekolah sejak zaman dulu masih memakai kurikulum buku paket. Sejak era 60-70an, pembelajaran di kelas tidak jauh berbeda dengan sebelumnya. Apapun kurikulumnya, guru hanya mengenal buku paket. Materi dalam buku paketlah yang menjadi acuan dan guru tidak mencari sumber referensi lain.

· Mengajar Satu Arah 

Metode pembelajaran yang menjadi favorit guru mungkin hanya satu, yaitu metode berceramah satu arah. Karena berceramah itu mudah dan ringan, tanpa modal, tanpa tenaga, tanpa persiapan yang rumit. Metode ceramah menjadi metode terbanyak yang dipakai guru karena memang hanya itulah metode yang benar-benar dikuasai sebagain besar guru. Pernahkah seorang guru mengajak anak berkeliling sekolahnya untuk belajar. Pernahkah seorang guru membawa siswanya melakukan percobaan di alam lingkungan sekitar. Atau pernahkah guru membawa seorang ilmuwan langsung datang di kelas untuk menjelaskan profesinya. 

· Kurangnya Sarana Belajar 

Sebenarnya perhatian pemerintah sudah cukup, namun dirasa kurang karena masih banyak sarana belajar di beberapa sekolah khususnya daerah, tertinggal jauh dibandingkan sarana belajar di sekolah-sekolah yang berada di kota.

· Aturan yang Mengikat 

Yang dimaksud di sini adalah tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sekolah seharusnya memiliki kurikulum sendiri sesuai dengan karakteristiknya. 

· Guru tak Menanamkan Diskusi Dua Arah 

Jika melihat pembelajaran di ruang kelas. Hampir pasti yang ada adalah anak duduk rapi, tangan dilipat di meja, mendengarkan guru menjelaskan. Seolah-olah Anak dipaksa mendengar dan mendapatkan informasi sejak pagi sampai siang, belum lagi ada sekolah yang menerapkan full days. Anak diajarkan cara menyimak dan mendengarkan penjelasan guru, sementara kompetensi bertanya tak disentuh.

Anak-anak dilatih sejak TK untuk diam saat guru menerangkan, untuk mendengarkan guru. Akibatnya Siswa tidak dilatih untuk bertanya. Siswa tidak dibiasakan bertanya, akibatnya siswa tidak berani bertanya. Selesai mengajar, guru meminta anak untuk bertanya. Heninglah suasana kelas. Yang bertanya biasanya anak-anak itu saja.

· Metode Pertanyaan Terbuka tak Dipakai

Pertanyaan terbuka sudah diterapkan di Finlandia. Pada metode ini setiap ujian, siwa boleh menjawab soal dengan membaca buku. Indonesia belum siap menerapkan metode ini karena masih kesulitan membuat soal terbuka. 

· Budaya Mencontek 

Siswa menyontek sudah dianggap biasa di Indonesia. Namun, yang tidak biasa adalah jika ada guru menyontek. Ini lah yang terjadi di Indonesia. Kita tengok saja pada tes-tes yang diikuti oleh guru, tes pegawai negeri yang diikuti oleh guru, menyontek telah menjadi budaya sendiri.

Dari penyebab-penyebab di atas, dapat dilihat bahwa metode yang diterapkan guru dalam mengajarlah yang paling menjadi sorotan. Inilah yang menjadikan guru disebut-sebut menjadi kunci mutu pendidikan. Jika seperti itu, maka ketika kesalahan pembelajaran yang dilakukan guru dapat membuat mutu pendidikan rendah berarti pula ketika pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan baik dapat membuat mutu pendidikan menjadi tinggi.

B. Guru sebagai Kunci Mutu Pendidikan

Sebelum kita mempelajari mengapa guru dianggap sebagai kunci mutu pendidikan, terlebih dahulu kita pelajari apa sebenarnya pengertian guru itu.

1. Guru

Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh seseorang tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi seorang guru, diperlukan syarat-syarat khusus, apa lagi seorang guru yang profesional yang harus menguasai seluk beluk pendidikan dan mengajar dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. 

Guru merupakan unsur penting dalam keseluruhan sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhitungkan dengan sungguh-sungguh. Status guru bukan hanya sebatas pegawai yang hanya semata-mata melaksanakan tugas tanpa ada rasa tanggung jawab terhadap disiplin ilmu yang diembannya.

Dalam pendidikan itu, guru mempunyai tiga tugas pokok yang dapat dilaksanakan sebagai berikut:

a. Tugas profesional

Tugas profesional ialah tugas yang berhubungan dengan profesinya. Tugas profesional ini meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan.

b. Tugas manusiawi

Tugas manusiawi adalah tugas sebagai manusia. Dalam hal ini baik guru mata pelajaran eksak maupun guru mata pelajaran lainnya bertugas mewujudkan dirinya untuk merealisasikan seluruh potensi yang dimilikinya. Guru di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpatik sehingga ia menjadi idola siswa. Di samping itu transformasi diri terhadap kenyataan di kelas atau di masyarakat perlu dibiasakan, sehingga setiap lapisan masyarakat dapat mengerti bila menghadapi guru.

c. Tugas kemasyarakatan 

Tugas kemasyarakatan ialah guru sebagai anggota masyarakat dan warga negara seharusnya berfungsi sebagai pencipta masa depan dan penggerak kemampuan. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor penentu yang tidak mungkin dapat digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu terlebih-lebih pada masa kini.

Di samping ketiga tugas pokok Guru tersebut diatas, menurut Muhtar (1992), guru juga berperan sebagai :

a. Fasilitator perkembangan siswa

Kemampuan dan potensi yang dimiliki siswa tidak mungkin dapat berkembang dengan baik apabila tidak mendapat rangsangan dari lingkungannya. Dalam suasana sekolah, guru diharapkan dengan siswa secara individual telah mempunyai kemampuan dan potensi itu. Dengan kata lain mempunyai peranan sebagai fasilitator dalam mengantarkan siswa ke arah hasil pendidikan yang tinggi mutunya.

b. Agen pembaharuan

Kehidupan manusia merupakan serangkaian perubahan-perubahan yang nyata. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi ini mengalami kepesatan yang melangit. Dalam hal ini, guru dituntut untuk tanggap terhadap perubahan dan dituntut untuk bertugas sebagai agen pembaharuan dan mampu menularkan kreatifitas dan kesiapan mental siswa.

c. Pengelola kegiatan proses belajar mengajar

Guru dalam hal ini bertugas mengarahkan kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu dalam menyajikan materi pelajarannya. Guru berperan dan bertugas sebagai pengelola proses belajar mengajar. 

d. Pengganti orang tua di sekolah

Guru dalam hal ini harus dapat menggantikan orang tua siswa apabila siswa sedang berada di sekolah. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengganti orang tua, guru-guru harus mampu menghayati hubungan kasih sayang seorang bapak atau seorang ibu terhadap anaknya. Oleh karena itu, guru mampu mengenal suasana siswa di rumah atau dalam keluarganya.

Agar dapat lebih mengetahui tentang guru, ada beberapa undang-undang yang mengatur tentang guru. Diantaranya adalah Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru, kerangka dari Peraturan Pemerintah tersebut terdiri 9 Bab 68 Pasal. Berikut ini disajikan beberapa hal-hal yang dianggap penting tenatang isi peraturan ini. 

Bab I Ketentuan Umum

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

Bab II Kompetensi dan Sertifikasi

Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi Guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi

Bab III Hak

Guru yang memenuhi persyaratan berhak mendapat satu tunjangan profesi. Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan tetap diberi tunjangan profesi Guru apabila yang bersangkutan tetap melaksanakan tugas sebagai pendidik

Bab IV Beban Kerja

Beban kerja Guru mencakup kegiatan pokok: 

· merencanakan pembelajaran;

· melaksanakan pembelajaran;

· menilai hasil pembelajaran;

· membimbing dan melatih peserta didik; dan

· melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja Guru.

Bab V Wajib Kerja dan Pola Ikatan Dinas

Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada Guru dan/atau warga negara Indonesia lainnya yang memenuhi Kualifikasi Akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai Guru di Daerah Khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dapat menetapkan pola ikatan dinas bagi calon Guru untuk memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional atau kepentingan pembangunan daerah. 

Bab VI Pengangkatan, Penempatan, dan Pemindahan

Pengangkatan dan penempatan Guru yang diangkat oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Guru yang ditempatkan pada jabatan struktural kehilangan haknya untuk memperoleh tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan maslahat tambahan.

Bab VII Sanksi

Guru yang tidak dapat memenuhi Kualifikasi Akademik, kompetensi, dan Sertifikat Pendidik kehilangan hak untuk mendapat tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan. Guru yang tidak dapat memenuhi kewajiban melaksanakan pembelajaran 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan tidak mendapat pengecualian dari Menteri dihilangkan haknya untuk mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional, dan maslahat tambahan. 

Bab VIII Ketentuan Peralihan

Guru Dalam Jabatan yang belum memiliki Sertifikat Pendidik memperoleh tunjangan fungsional atau subsidi tunjangan fungsional dan maslahat tambahan. Pengawas satuan pendidikan selain Guru yang diangkat
sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini diberi kesempatan dalam waktu 5 (lima) tahun untuk memperoleh Sertifikat Pendidik. 

Bab IV Ketentuan Penutup, dan Penjelasan. 

Pada bab ini hanya sekadar bagian penutup dan penjelasan.

Penjabaran di atas mengemukakan pengertian, beban kerja, serta hak dan kewajiban guru menurut Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru. Lalu bagaimanakah dengan undang-undang yang lain, apakah sama seperti peraturan pemerintah tersebut. Kita akan membandingkannya dengan Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru dan dosen wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Undang-Undang ini dianggap bisa menjadi payung hukum untuk guru dan dosen tanpa adanya perlakuan yang berbeda antara guru negeri dan swasta. 

Undang-Undang Guru dan Dosen secara gamblang dan jelas mengatur secara detail aspek-aspek yang selama ini belum diatur secara rinci. Pada undang-undang tersebut terdapat pengertian yang sedikit berbeda namun maksudnya sama. Misalnya pada BAB IV dan V hampir sama seperti pada BAB II Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru meliputi kualifikasi, kompetensi, dan sertifikasi; hak dan kewajiban; wajib kerja dan ikatan dinas; pengangkatan, penempatan, dan pemberhentian; pembinaan dan pengembangan; penghargaan; pelindungan; cuti; dan organisasi profesi dan kode etik. Adapun Kompetensi yang harus dimiliki mencakup:

a. Pedagogik

Kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

b. Kepribadian 

Kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

c. Profesional 

Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.

d. Sosial

Kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 

Dengan keluarnya Undang-undang tentang guru menegaskan bahwa profesi guru sangat dihargai dan keberadaannya dijamin pada waktu sekarang ini. Artinya, guru dan dosen telah dilindungi oleh satu payung hukum yang tidak gampang untuk diubah. Meskipun demikian, ada suatu kekhawatiran mendalam yaitu menyangkut implementasinya. Banyak faktor yang akan mempengaruhi implementasi UU ini seperti organisasi pelaksana, kemampuan aparat pelaksana, tingkat kepatuhan, anggaran publik dan lingkungan.

2. Penyebab Guru dianggap sebagai Kunci Mutu Pendidikan

Seperti yang telah dijelaskan di atas, mutu pendidikan sangat dipengaruhi oleh sistem pembelajaran yang diterapkan. Dalam melaksanakan sistem pembelajaran tersebut, terdapat peran yang sangat besar dilakukan oleh guru. Dari penjelasan singkat ini, terlihat bahwa penyebab guru dianggap sebagai kunci dari mutu pendidikan karena peranannya dalam menjalankan sistem pembelajaran.

Guru juga merupakan perantara untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik. Hal ini menambah pentingnya peran guru dalam pendidikan di Indonesia, sehingga jelas sudah bahwa peran guru lah yang menjadi kunci mutu pendidikan. 

Oleh karena itu, kualitas guru sangat menentukan tercapainya kualitas pendidikan yang tinggi. Kualitas guru sangat dipengaruhi profesionalisme guru itu sendiri. Kualitas dan profesionalisme guru perlu diupayakan berkelanjutan agar mencapai standar yang sama. Guru juga memiliki peran strategis mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan, peradaban, akulturasi, dan membangun karakter bangsa di masa depan. Tentunya semua itu harus sejalan dengan pembangunan politik, sosial, dan ekonomi yang sama pentingnya membangun ilmu pengetahuan dan teknologi. 

C. Meningkatkan Mutu Pendidikan melalui Guru

Melihat besarnya peran guru mempengaruhi baik atau buruknya mutu pendidikan, dapat disimpulkan bahwa jika kita meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru maka akan meningkatkan kualitas mutu pendidikan juga. Kemudian muncul pertanyaan bagaimana cara untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme guru. Sebelum kita membahas hal tersebut kita akan mempelajari apa sebenarnya profesionalisme guru itu.

Profesionalisme Guru

Profesionalisme guru terdiri dari dua kata profesionalisme dan guru. Yang kemudian diartikan profesionalisme yang dimiliki oleh guru. Profesionalisme sendiri adalah kondisi, arah, nilai, tujuan, serta kualitas suatu keahlian dan kewenamgan yang berkaitan dengan mata pencaharian seseorang. Profesionalisme berasal dari kata profesi yang berartikan bahwa
menunjukkan pada suatu suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tanggung jawab dan kesetiaan terhadap pekerjaan itu. Misalnya guru sebagai profesi yang sangat mulia. Secara garis besar, profesionalisme merupakan sesuatu yang merujuk pada derajat atau tingkat penampilan seseorang sebagai seorang profesional dalam melaksanakan profesi yang mulia.

Seorang profesional adalah seseorang yang menawarkan jasa atau layanan sesuai dengan protokol dan peraturan dalam bidang yang dijalaninya dan menerima gaji sebagai upah atas jasanya. Orang tersebut juga merupakan anggota suatu entitas atau organisasi yang didirikan seusai dengan hukum di sebuah negara atau wilayah. Meskipun begitu, seringkali seseorang yang merupakan ahli dalam suatu bidang juga disebut profesional dalam bidangnya meskipun bukan merupakan anggota sebuah entitas yang didirikan dengan sah. Sebagai contoh, dalam dunia olahraga terdapat olahragawan profesional yang merupakan kebalikan dari olahragawan amatir yang bukan berpartisipasi dalam sebuah turnamen/kompetisi demi uang.

Prefesiolanisme guru merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Profesionalisme guru mempunyai makna penting, yaitu: 

a. Profesionalisme memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan masyarakat umum. 

b. Profesionalisme guru merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi pendidikan yang selama ini dianggap oleh sebagian masyarakat rendah. 

c. Profesionalisme memberikan kemungkinan perbaikan dan pengembangan diri yang memungkinkan guru dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan kompetensinya .

Namun arti profesionalitas itu sendiri adalah kemampuan dan keahlian
khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Atau dengan kata lain, guru professional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas fangungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal atau orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa profesionalitas merupakan kemampuan
para anggota suatu profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan kemampuannya secara terus menerus. Guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya yang ditandai dengan keahlian dalam memberikan materi maupun menerapkan metode pembelajaran. Selain itu, juga di tunjukan melalui tanggung jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya. 

Sekarang kita sudah mengetahui tentang profesionalisme guru. Kemudian apa patokan seorang guru dapat dikatakan profesional. Patokannya tentu saja pada bagaimana guru itu melakukan tugasnya. Untuk itu, kita perlu mengetahui tugas dan kewajiban seorang guru.

Tugas serta Hak dan Kewajiban Guru 

Guru sebagai pekerjaan profesi, secara holistik adalah berada pada tingkatan tertinggi dalam sistem pendidikan nasional. Karena guru dalam tugas profesionalnya memiliki otonomi yang kuat. Setiap guru pasti menginginkan kesuksesan anak didiknya, bukan menjadi sampah masyarakat. Pendidikan yang benar dapat mendorong guru selalu memberikan perhatian kepada persoalan yang dialami oleh anak didik. 

Pada berbagai kesempatan para guru yang tinggi dedikasinya tidak mempedulikan hambatan yang dihadapinya. Mereka abaikan kesulitan cuaca panas atau dingin, hujan lebat atau gerimis, gelap bahkan sakit yang mungkin sempat dia rasakan, dan lain-lain, yang penting tetap dapat memberikan pelayanan memadai pada tiap orang yang di bawah tanggung jawabnya. Walaupun kadang-kadang sang guru menghadapi anak didik yang berlaku tidak pada tempatnya, seperti kurang sopan, kasar, tidak memberikan penghargaan, dan lain-lain. Sifat dan sikap seperti ini tetap dicerminkan oleh guru, karena mereka menjadi guru adalah pilihan utama keluar dari lubuk hati yang dalam. 

Berbeda bila seseorang menjadi guru adalah karena merasa tidak mungkin diterima bekerja di tempat lain, atau karena situasi terpaksa, guru ynag seperti ini tentu dedikasinya rendah.

Beberapa wacana telah kita jabarkan di atas. Kemudian kita akan mempelajari hak dan kewajiban guru menurut Undang-undang. Yang pertama adalah Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 , menyebutkan sebagai berikut:

Hak Guru dan Dosen antara lain:

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial;

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual;

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;

f. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;

g. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi;

h. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi; dan/atau

i. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Sedangkan kewajiban guru dan dosen di jelaskan perbedaan kewajiban antara lain:

a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; 

c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; 

d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan 

e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa; 

Kemudian menurut Undang-Undang no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 40, Hak dan Kewajiban Guru adalah sebagai berikut :

a. Pendidik adalah tenaga kependidikan berhak memperoleh :

· Penghasilan dan Jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai;

· Penghargaan sesuai dengan tugas dasn prestasi kerja;

· Pembinaan karir sesuai dengan tuntutan pengembangan kualitas;

· Perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil kekayaan intelektual;

· Kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas;

b. Pendidik dan Tenaga Kependidikan berkewajiban :

· Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan logis;

· Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

· Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Dan pada pasal 43, hak lain yang akan diperoleh guru adalah promosi dan sertifikasi, yakni :

· Promosi dan penghargaan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dilakukan berdasarkan latar belakang pendidikan, pengalaman, kemampuan, dan prestasi kerja dalam bidang pendidikan;

· Sertifikasi pendidik dilselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi;

· Ketentuan mengenai promosi, penghargaan, dan sertifikasi pendidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Berdasarkan penjelasan di atas, telah jelas apa saja hak dan kewajiban seorang guru. Tentunya guru harus melakukan kewajiban-kewajiban tersebut dengan baik agar mutu pendidikan Indonesia dapat membaik. Namun kewajiban harus juga diiringi dengan hak. Apabila seseorang telah melakukan kewajibannya dengan baik tetapi tidak memperoleh haknya, maka akan mempengaruhi kinerjanya dalam melaksanakan kewajiban. Misalnya saja gaji, apabila seseorang bekerja namun tidak kunjung mendapat gaji maka lama-kelamaan orang tersebut akan turun kinerjanya atau keluar dari pekerjaan tersebut.

Telah dijelaskan bahwa kewajiban guru seperti yang disebutkan di atas. Kemudian kami akan menjabarkan kewajiban-kewajiban di atas menjadi tugas dan tanggung jawab seorang guru. Tugas tersebut antara lain: 

· Mengajar dan membimbing para muridnya,

· Memberikan penilaian hasil belajar peserta didiknya, 

· Mempersiapkan administrasi pembelajaran yang diperlukan, 

· Harus senantiasa berupaya meningkatkan dan mengembangkan ilmu yang menjadi bidang studinya agar tidak ketinggalan jaman, 

· Dan kegiatan lain yang berkaitan dengan pembelajaran

· Ataupun di luar kedinasan yang terkait dengan tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan secara umum di luar sekolah.

Sekarang kita juga sudah mengetahui tentang tugas serta hak dan kewajiban. Sering terjadi banyak penyimpangan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban atau dalam memperoleh hak. Penyimpangan tersebut antara lain:

· Kurang disiplin

Banyak guru yang memberikan hukuman terhadap muridnya, namun dia sendiri belum disiplin. Misalnya ketika upacara, salah satu siswa tidak mengikutinya tetapi malah diam di dalam kelas. Kemudian siswa tersebut di hukum. Akan tetapi guru tersebut dihari selanjutnya justru berdiam di kantor guru. Sungguh suatu hal yang semestinya tidak terjadi. 

· Arrogan atau angkuh

Pada beberapa guru sering kali menceritakan prestasinya, itu digunakan untuk memotivasi murid-muridnya. Akan tetapi juga ada guru yang menyombongkan dirinya seakan-akan ilmu yang dimilikinya terlalu mahal untuk dibagikan kepada murid-muridnya.

· Diskriminasi

Sebagian guru membeda-bedakan antara siswa satu dengan siswa yang lain. Terkadang justru yang diperhatikan adalah siswa yang terbilang pandai, sedang siswa yang tidak pandai diabaikan seakan mereka sudah tidak mampu menerima ilmu dari guru. 

· Kekerasan

Pada satu sekolah pasti ada guru yang ditakuti siswanya, meskipun hanya satu. Sebenarnya hal tersebut wajar saja karena mungkin itu sudah perwatakannya. Yang tidak wajar adalah ketika guru tersebut sering melakukan kekerasan pada siswa.

· Sering terlambat

Ada aturan ketika bel telah berbunyi maka pintu gerbang sekolah harus ditutup dan siswa tidak dapat masuk sekolah. Namun ada beberapa guru yang mudah saja masuk meskipun pintu sudah ditutup.

· Kurang sopan terhadap anak didik

Sering terlihat bahwa seorang guru bertindak kurang sopan terhadap muridnya bahkan melakukan tidakan asusila terhadap muridnya.

· Masalah diluar dibawa kesekolah

Seperti halnya manusia, guru juga memiliki masalah. Baik dari luar sekolah maupun di dalam sekolah. Guru dituntut untuk dapat membedakannya. Tidak seharusnya masalah dari luar dibawa ke sekolah.

· Kurang serius mengajar

Terkadang guru hanya masuk ke dalam kelas, menyampaikan sedikit wacana kemudian memberikan tugas kepada murid dan keluar lagi. 

· Dan masih banyak lagi

Seharusnya penyimpangan tersebut tidak perlu terjadi jika guru memiliki sikap yang baik.Apabila setiap guru memiliki sikap yang baik, maka pendidikan di suatu daerah memiliki prospek yang cerah. Guru yang sepeti itulah yang harus dilahirkan oleh lembaga pendidikan guru yang ada. Jadi tugas dan tanggung jawab guru bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik. Melainkan lebih dari itu, yakni guru juga berkewajiban membentuk watak dan jiwa anak didik yang sebenarnya sangat memerlukan masukan positif dalam bentuk ajaran agama, ideologi, dan lain-lain. 

Memberikan bimbingan sehingga anak didik memiliki jiwa dan watak yang baik, mampu membedakan mana yang baik mana yang buruk, mana yang halal mana yang haram, adalah termasuk tugas guru.

Peran guru akan membentuk karakteristik anak didik atau lulusan yang beriman, berakhlak mulia, cakap mandiri, berguna bagi agama, nusa dan bangsa terutama untuk kehidupannya yang akan datang. Inilah yang disebut dengan manusia seutuhnya yaitu berpengetahuan, berakhlak, dan berkepribadian. Guru wajib bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan amalannya dalam rangka membina dan membimbing anak didik. 

Dari penjelasan di atas, telah jelas bahwa guru harus berkelakuan baik, maka didalamnya terkandung segala sikap, watak dan sifat-sifat yang baik. Beberapa sikap positif yang sangat penting bagi guru adalah sebagai berikut : 

· Adil

Seorang guru seharusnya dapat berlaku adil terhadap semua muridnya. Baik dalam pemberian nilai maupun dalam memberikan materi pelajaran. Apabila tidak dapat berbuat adil, setidaknya guru tersebut tidak membeda-bedakan murid satu dengan lainnya.

· Percaya dan suka terhadap murid-muridnya

Seorang guru dituntut untuk dapat percaya pada murid-muridnya. Seorang guru harus beranggapan bahwa muridnya mampu melakukan kepercayaan yang diberikannya.

· Sabar dan rela berkorban

Seorang guru harus sabar menghadapi murid-muridnya, terutama pada siswa yang terbilang bandel. Guru pun juga harus rela berkorban demi mendidik murid-muridnya.

· Memiliki Perbawa terhadap anak-anak

· Penggembira

· Bersikap baik terhadap guru-guru lain

Dalam kehidupan disekolah guru harus dapat menghargai dan bersikap baik terhadap guru-guru lain. Antara guru satu dengan yang lainnya dituntut untuk dapat bekerja sama. Dengan saling bersikap baik, akan sangat membantu dalam bekerja sama.

· Bersikap baik terhadap masyarakat

Guru dalam kehidupan bermasyarakat memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu, guru juga harus bersikap baik terhadap masyarakat.

· Benar-benar menguasai mata pelajarannya

· Suka pada mata pelajaran yang diberikannya

· Berpengetahuan luas

Seorang guru diharuskan memiliki pengetahuan luas agar dapat mengembangkan ilmu yang dimilikinya, sehingga ilmu yang diberikan kepada murid juga semakin baik

Meningkatkan Kualitas dan Profesionalitas guru.

Meningkatkan kualitas tidak sekadar memperbaiki pekerjaannya saja, namun juga sikap atau tingkah laku yang dimiliki guru. Sebenarnya pemerintah Indonesia juga cukup sadar jika mutu pendidikan Indonesia masih terbilang rendah. Pemerintah juga telah melakukan berbagai program untuk mengatasi hal tersebut. Tentunya juga tidak terlepas dari peningkatan kualitas pendidik atau guru. Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru adalah dengan sertifikasi guru dengan uji kompetensi guru. 

Berikut adalah latar belakang, dasar hukum, dan teknis pelaksanaan Uji Kompetensi Guru pada tahun 2012.

· Latar Belakang

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru harus memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefinisikan bahwa profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sebagai tenaga profesional, guru dituntut untuk selalu mengembangkan diri sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

Kondisi dan situasi yang ada menjadi sebab masing-masing guru memiliki perbedaan dalam penguasaan kompetensiyang disyaratkan. Untuk mengetahui kondisi penguasaan kompetensi seorang guru harus dilakukan pemetaan kompetensi guru melalui uji kompetensi guru. Uji kompetensi guru (UKG) dimaksudkan untuk mengetahui peta penguasaan guru pada kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Peta penguasaan kompetensi guru tersebut akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pemberian program pembinaan dan pengembangan profesi guru. Output UKG difokuskan pada identifikasi kelemahan guru dalam penguasaan kompetensi pedagogik dan profesional.

UKG wajib diikuti semua guru dalam jabatan baik guru PNS maupun bukan PNS. Pelaksanaan UKG melibatkan berbagai instansi antara lain BPSDMPK-PMP, LPMP, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Agar seluruh instansi yang terlibat dalam pelaksanaan UKG memiliki pemahaman yang sama tentang mekanisme pelaksanaan UKG, maka perlu disusun informasi yang lengkap tentang mekanisme pelaksanaan UKG tahun 2012.

· Dasar Hukum 

a. Dasar hukum yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan UKG adalah sebagai berikut.

b. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

c. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

e. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

f. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

g. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

h. Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 03/V/PB/2010, Nomor 14 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya;

i. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kredit.

j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

· Tujuan UKG

Pemetaan penguasaan kompetensi guru (kompetensi pedagogik dan profesional) sebagai dasar pertimbangan pelaksanaan program pembinaan dan pengembangan profesi guru dalam bentuk kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan.

Sebagai entry point penilaian kinerja guru dan sebagai alat kontrol pelaksanaan penilaian kinerja guru.

Program pengembangan keprofesian berkelanjutan dan penilaian kinerja guru wajib dilakukan setiap tahunnya sebagai persyaratan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional guru. 

· Sasaran UKG

Sasaran UKG adalah semua guru yang mengajar di sekolah, baik guru yang bersertifikat pendidik maupun guru yang belum memiliki sertifikat pendidik,yang akan dilaksanakan secara bertahap mulai tahun 2012.

· Teknis Pelaksanaan UKG

Uji kompetensi guru pada tahun 2012 akan dilaksanakan dengan 2 (dua) cara yaitu:

a. Sistem online

b. Sistem manual (paper pencil test)

Pelaksanaan UKG diarahkan menggunakan sistem online. Bagi kabupaten/kota yang tidak memiliki perangkat yang memenuhi persyaratan sistem online, maka akan dilakukan dengan sistem manual.

Rabu, 21 Mei 2014

Metode Pembelajaran Quantum

Metode Pembelajaran Quantum


A. Pengertian Metode Pembelajaran Quantum
        Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Adapun defenisi belajar Menurut beberapa ahli antara lain :
  • Slameto (2003: 2) berpendapat bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dilepaskan berdasarkan atas tanggapan bawaan.
  • Menurut james O. Whittaker (Djamarah, 1999) Belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.
  • Winkel, belajar adalah aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap. Perubahan itu meliputi hal-hal yang bersifat internal seperti pemahaman dan sikap, serta mencakup hal-hal yang bersifat eksternal seperti keterampilan motorik.
  • Howard L. Kingskey (Djamarah,1999) Belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
  • Menurut Skinner di dalam Dimyati dan Mudjiono (2002), belajar adalah proses interaksi antara suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun.
        Dari beberapa pendapat tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap yang tidak disebabkan oleh pembawaan, kematangan, dan keadaan–keadaan sesaat seseorang, namun terjadi sebagai hasil latihan dalam interaksi dengan lingkungan.

Pengertian Quantum Learning 

        Menurut Porter dan Hernacki (2001: 15) Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua tipe orang dan segala usia. Quantum Learning pertama kali digunakan di Supercamp. Di Supercamp ini menggabungkan rasa percaya diri, keterampilan belajar, dan keterampilan berkomunikasi dalam lingkungan yang menyenangkan. 
      Quantum Learning didefinisikan sebagai interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi. Rumus yang terkenal dalam fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama dengan energi. Atau sudah biasa dikenal dengan E=mc². Tubuh kita secara materi di ibaratkan sebagai materi, sebagai pelajar tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya; interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya (Porter dan Hernacki 2001: 16). 
        Menurut De Porter dan Hernacki (2001: 16) Quantum Learning menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP(Program neurolinguistik) dengan teori, keyakinan dan metode kami sendiri. Termasuk diantaranya konsep-konsep kunci dari berbagai teoridan strategi belajar yang lain seperti: teori otak kanan atau kiri, teori otak 3 in 1, pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinetik, teori kecerdasan ganda, pendidikan holistic (menyeluruh, belajar berdasarkan pengalaman, belajar dengan simbol (Metaphoric Learning), simulasi atau permainan.
       Metode Pembelajaran Quantum membawa seseorang menjadi individu yang selalu menggunakan metode “belajar aktif”. Belajar aktif berarti, seseorang berperan dan tidak membiarkan dirinya mengikuti apa yang ada. Seorang pelajar aktif akan terbuka terhadap pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan. Memiliki pemikiran yang terbuka dan menyerap serta mengolah pengetahuan yang dimiliki untuk kemudian dengan penuh semangat mencari lebih banyak pengetahuan lagi. Hal ini memungkinkan seseorang untuk bersikap introspektif dan berpetualang di dunia luas. Dasar pemikirannya adalah agar seseorang berani untuk melakukan eksplorasi, mencoba hal-hal yang baru dan cara-cara baru untuk memperoleh pengetahuan.
          Dalam Metode Pembelajaran Quantum bersandar pada konsep “Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Metode Pembelajaran Quantum tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dalam dan ketika belajar. Dengan Quantum Teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. 

B. Asas Utama Metode Pembelajaran Quantum
     Asas utama pembelajaran quantum adalah membawa dunia siswa ke dalam dunia guru, dan mengantarkan dunia guru ke dunia siswa. Subjek belajar adalah siswa. Guru hanya sebagai fasilitator, sehingga guru harus memahami potensi siswa terlebih dahulu. Salah satu cara yang dapat digunakan dalam hal ini adalah mengaitkan apa yang akan diajarkan dengan peristiwa- peristiwa, pikiran atau perasaan, tindakan yang diperoleh siswa dalam kehidupan baik di rumah, di sekolah, maupun di lingkungan masyarakat. Apabila seorang guru telah memahami dunia siswa, maka siswa telah merasa diperlakukan sebagaimana mestinya, sehingga pembelajaran akan menjadi harmonis. 

C. Tujuan Pokok Metode Pembelajaran Quantum
      Tujuan pokok pembelajaran quantum yaitu meningkatkan partisipasi siswa melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku.

D. Manfaat Metode Pembelajaran Qantum
        Manfaat Metode Pembelajaran Quantum adalah meningkatkan peran sebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan belajar sedapat mungkin dari setiap situasi dan memanfatkannya untuk diri sendiri dan orang-orang yang didekatnya. Menurut De Porter dan Hernacki (2001: 12) dengan belajar menggunakan Quantum Learning akan didapatkan berbagai manfaat yaitu:
1) Bersikap positif.
2) Meningkatkan motivasi
3) Keterampilan belajar seumur hidup.
4) Kepercayaan diri.
5) Sukses atau hasil belajar yang meningkat.

E. Karakteristik Metode Pembelajaran Quantum
        Secara umum, Quantum Learning (pembelajaran kuantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. Berpangkal pada psikologi kognitif.
2. Bersifat humanistik
       Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal dengan meniadakan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi.
3. Bersifat konstruktivistis
      Artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik.
4. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna.
        Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan intekasi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar.
5. Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi.
        Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain.
6. Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran.
        Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan.
7. Menekankan kebermaknaan dan dan kebermutuan proses pembelajaran.
        Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai.
8. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.
        Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup.
9. Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material.
10. Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar.
       Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai.
11. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi.
        Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar.
12. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran bias berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal.

F. Prinsip Dasar Metode Pembelajaran Quantum
1. Bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita (guru ke dalam dunia mereka (siswa).
2. Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik lingkungan kelas/sekolah sampai bahasa tubuh guru; dari lembar kerja atau kertas kerja yang dibagikan anak sampa rencana pelakanaan pembelajaran, semuanya mencerminkan pembelajaran.
b. Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan semuanya.
c. Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang baik adalah jika siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Ini diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya rangsangan yang kompleks selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan.
d. Akuilah setiap usaha. Dalam proses pembelajaran siswa seharusnya dihargai dan diakui setiap usahanya walaupun salah, karena belajar diartikan sebagai usaha yang mengandung resiko untuk keluar dari kenyamanan untuk membongkar pengetahuan sebelumnya.
e. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya.
3. Pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Ada depalapan kunci keunggulan dalam pembelajaran kuantum yaitu:
a. Terapkan hidup dalam integritas
        Dalam pembelajaran sebagai bersikap apa adanya, tulus, dan menyeluruh, sehingga akan meningkatkan motivasi belajar.
b. Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan
       Jika mengalami kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus tetapi memberikan informasi kepada kita untuk belajar lebih lanjut.
c. Berbicaralah dengan niat baik
      Dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Dengan niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan motivasi.
d. Tegaslah komitmen
         Dalam pembelajaran baik guru maupun siswa harus mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu.
e. Jadilah pemilik
       Mengandung arti bahwa siswa dan guru memiliki rasa tanggung jawab sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu.
f. Tetaplah lentur
        Seorang guru terutama harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
g. Pertahankan keseimbangan
       Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal.

G. Kerangka Perencanaan Metode Pembelajaran Quantum
         Kerangka perencanaan pembelejaran kuantum dikenal dengan singkatan “TANDUR”, yaitu:
1. Tumbuhkan.
        Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip “bawalah dunia mereka ke dunia kita”. Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu.
2. Alami
       Tahap ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti. Konsep Alami mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah.
       Strategi konsep alami dapat menggunakan jembatan keledai, permainan atau simulasi dengan memberi tugas secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki.
3. Namai
       Konsep ini berada pada kegiatan inti, yang namai mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar. 
       Strategi implementasi konsep namai dapat menggunakan gambar susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau yang lainnya.
4. Demonstrasikan
     Tahap ini masih pada kegiatan ini. Inti pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
        Strategi yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain.
5. Ulangi
        Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan.
        Strategi untuk mengimplementasikan yaitu bias dengan membuat isian “aku tahu bahwa aku tahu ini” hal ini merupakan kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan-pertanyaan post tes.
6. Rayakan
      Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lehi lanjut. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan reward berupa tepukan.

H. Langkah- Langkah Metode Pembelajaran Quantum
1. Kegiatan awal
         Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah itu, guru memeriksa kehadiran siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Guru mengingatkan siswa tentang dengan materi yang diajarkan dan memberikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. 
b. Guru memberikan penjelasan mengenai materi ajar dan membagi siswa ke dalam 2 kelompok besar. Setelah selesai guru memberikan sebuah permainan seperti estafet soal dengan diiringi musik atau hal lain yang menyenangkan.
c. Guru memberikan dua buah soal yang sama dengan soal sebelumnya dan meminta salah satu siswa mengerjakan didepan (siswa yang belum menjawab soal sebelumnya).
d. Guru menyimpulkan hasil yang siswa peroleh. Guru memberikan latihan soal untuk menguatkan pemahaman siswa mengenai materi ajar.
e. Guru bersama siswa mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung, kemudian merayakannya (misalnya dengan tos lima jari, baik sesama siswa maupun siswa dengan guru).
3. Kegiatan Penutup
      Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah (PR) untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan berdoa.

I. Strategi Pembelajaran Quantum
1. Mengorkestrasikan suasana yang menggairahkan
        Suasana kelas adalah penentu psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis menurut Walberg dan Greenberg. Adapun kunci untuk membangun suasana tersebut adalah :
a. Kekuatan Terpendan ( NIAT )
        Niat guru atau kekuatan akan kemampuan sangat berpengaruh pada kemampuan iti sendiri untuk dapa memotivasi peserta didik pandangan guru akan lebih cepat.
b. Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian
      Dengan membangun jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat membangun jembatan menuju kehidupan dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka dan berbicara dengan bahasa hati mereka.
c. Keriangan dan Ketakjuban
        Keriangan dan ketakjuban dapat membawa siswa siap belajar dan lebih mudah dan bahkan mengubah sikap negatif. Bentuk keriangan atau kegembiraan yang biasa digunakan adalah : tepuk tangan, tiga kali hore, wuus, jentikan jari, poster umum, catatan pribadi, persekongkolan, pengakuan kekuatan, kejutan, pujian pada teman sebangku, pernyataan afirmasi dan “wow”.
d. Rasa Saling Memiliki
      Rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggungjawab peserta didik misalnya : tepuk, wow,sebelum memulai belajar, menepuk segmen, mengakhiri segmen tertentu.
e. Keteladanan
        Memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami orang lain serta akan menambahkan kekuatan kedalam pembelajaran.

2. Mengorkestrasikan Landasan Yang Kukuh
a. Tujuan Yang Sama
        Tujuan yang sama yaitu mengembangkan kecakapan dalam mata prlajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim.
b. Prinsip-Prinsip dan Nilai Yang Sama
Satu set prinsip tersebut adalah 8 kunci keunggulan yaitu :
· Integritas (kejujuran),
· kegagalan awal kesuksesan,
· bicaralah dengan baik,
· hidup disaat ini,
· komitmen,
· tanggung jawab,
· sikap luwes,
· kesinambungan.
c. Keyakinan Akan Kemampuan Pelajar, Belajar Dan Mengajar
        Seorang guru harus yakin dengan kemampuan belajar siswanya. Mulailah mengajar dari sudut pandang bahwa guru biasa menjadi luar biasa, maka akan berpengaruh pada orang-orang disekitar khususnya peserta didik.
d. Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan.
· Kesepakatan : Lebih informal daripada peraturan, dan konkret untuk melancarkan jalannya pelajaran.
· Kebijakan : Mendukung komunitas belajar
· Prosedur : Memberitahu peserta didik apa yang diharapkan dan tindakan aopa yang diambil

3. Mengorkestrasikan Lingkungan Yang Mendukung
a. Lingkungan Sekeliling
        Gunakan poster ikon ( symbol ), poster afirmasi ( motivasi dan gunakan warna ).
b. Alat bantu yakni benda yang mewakili gagasan.
c. Pengaturan bangku
        Misalkan mengatur bangku menjadi bentuk setengah lingkaran untuk diskusi kelompok besar yang dipimpin oleh seorang fasilitator.
d. Tumbuh, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lain dikondisikan dengan serasi.
e. Musik
        Musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak, merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar baik secara sadar maupun tidak sadar.

4. Mengorkestrasikan Perencanaan Pengajaran Yang Dinamis
a. Dari dunia mereka ke dunia kita
         Maksudnya seorang guru harus mampu menjembatani jurang antara dunia siswa dengan dunia gurunya. Hal ini memudahkan guru membangun jalinan antara guru dengan siswa.
b. Modalitas Vak ( Visual Auditorial Kinestik )
· Visual, 
Ciri-ciri : Teratas, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh untuk meningkatkan daya serap membutuhkan untuk dilihat dan diamati senang.
· Auditorial
Ciri-ciri : Perhatian mudah pecah, berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan, dan bersuara saat membaca untuk meningkatkan daya serat menggunakan suara seperti nyanyian, puisi bahkan diskusi.
· Kinestik
Ciri-ciri : mudah Mengingat dan ungkapan wajah banyak bergerak / belajar langsung dengan mengerjakan, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap, memudahkan media, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap, memudahkan media yang dapat dipegang dan disentuj langsung.
· Model kesuksesan dari sudut pandang
        Ada dua factor utama yang membantu menentukan kesuksesan siswa yakni kesulitan pelajaran dan derajat resiko pribadi. Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk kesuksesan siswanya yakni, saat memperkenalkan isi pelajaran selalu menyanyikan dengan menggunakan unsur V-A-K, sering melakukan pengulangan, membuat kelompok kecil untuk memantapkan belajar dan menyelesaikan secara perseorangan.
c. Kecerdasan Berganda bertemu Slum-n-Bil
         Kecerdasan yang dimaksud di sini adalah special visual, linguistic verbal, interpersonal, musical ritmik, naturalis badan kinestik dan logis matematika. Tetapi seorang guru harus keluar dari zona nyaman dalam mengajar dan merancang pengajaran siswa harus diber kesempatan mengatur kecerdasan sesuai dengan potensinya.
d. Penggunaan Metafora, perumpamaan dengan sugesti
         Metafora dapat membantu menghidupkan konsep-konsep yang dapat terlupakan memunculkannya ke dalam otak secar mudah dan cepat. Perumpamaaan akan memudahkan siswa untuk lebih mengerti susegti memiliki kekuatan mendalam

J. Kekurangan dan Kelebihan Metode Pembelajaran Quantum
1. Kelebihan.
a. Pembelajaran Quantum menekankan perkembangan akademis dan keterampilan.
      Dari sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum di Supercamp yang mempraktekkan pembelajaran Quantum ternyata murid-muridnya mendapat nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga pada diri mereka sendiri. Dalam pendekatan pembelajaran kuantum, pendidik mampu menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik bisa lebih memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa untuk mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajar-mengajar yang lebih menyenangkan.

b. Model pembelajarannyapun lebih santai dan menyenangkan karena ketika belajar sambil diiringi musik.
         Hal ini untuk mendukung proses belajar karena musik akan bisa meningkatkan kinerja otak sehingga diasumsikan bahwa belajar dengan diiringi musik akan mewujudkan suasana yang lebih menenangkan dan materi yang disampaikan lebih mudah diterima.

c. Penyajian materi pelajarannya yang secara alami.
       Merupakan proses belajar yang paling baik yaitu terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari sehingga siswa berada pada zona nyaman untuk kemudian sedikit demi sedikit keluar dari zona nyaman untuk melakukan penjelajahan yang sesungguhnya yaitu kegiatan belajar itu sendiri.Pada pembelajaran Quantum, objek yang menjadi tujuan utama adalah siswa. Maka dari itu guru mengupayakan berbagai interaksi dan menyingkirkan hambatan belajar dengan cara yang tepat agar siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Semua itu adalah bertujuan untuk melejitkan prestasi siswa.

d. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan.

Maksudnya, yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa.

7 Kunci Keunggulan Pembelajaran Quantum
a. Integritas: Bersikaplah jujur, tulus dan menyeluruh. Selaraskan dengan nilai-nilai yang ada pada diri kita.
b. Kegagalan awal kesuksesan: Pahamilah bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang anda butuhkan untuk sukses.
c. Bicaralah dengan niatan baik: Berbicaralah dengan pengertian positif dan bertanggungjawablah untuk berkomunikasi yang jujur dan lurus.
d. Komitmen: Penuhilah janji dan kewajiban, laksanakan visi dan lakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.
e. Tanggungjawab: Bertanggungjawablah atas tindakan anda.
f. Sikap fleksibel: Bersikap terbuka terhadap perubahan baru yang dapat membantu kita memperoleh hasil yang kita inginkan.
g. Keseimbangan: Jaga keselarasan pikiran, tubuh dan jiwa. Sisihkan waktu untuk membangun dan memelihara ketiganya.

2. Kelemahan
a. Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus.
b. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.
c. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak.
d. Membutuhkan pengalaman yang nyata
e. Waktu yang cukup lama untuk menumbuhkan motivasi dalam belajar
f. Kesulitan mengidentifikasi ketrampilan siswa

K. Model-Model Metode Pembelajaran Quantum 
  1. Peta konsep 
         Peta konsep sebagai teknik belajar efektif. Peta konsep disini lebih menunjukkan pada keuangan ide-ide pikiran sebagai catatan dalam grafis sebagai salah satu teknik belajar efektif. Peta konsep berupa ide pemikiran yang di tuangkan dalam bentuk gambaran atau grafik.
       Menurut Nacy Murgilulier yang dikutip Rose dan Nicholl sebelum belajar kita memvisualisasikan gambar dengan pikiran kita dan mengkaitkannya dengan konsep-konsep.
          Langkah-langkah tehnik penggunaan peta menurut Rose dan Nicholl, sebagai berikut:
a. Mulai degan topik di tengah halaman: Tulislah gagasan uatama di tengah-tengah halaman kertas dan lingkupilah dengan segitiga atau bentuk-bentuk lain ,sehingga kita terdorong untuk mendefinisikan gagasan inti subjek yang dipelajari sebagai titik awal yang efektif.
b. Buat cabang-cabangnya: Tambahkan cabang keluar untuk setiap poin atas gagasan utama antrara lima atau tuju cabang jangan terlalu banyak.
c. Gunakan kata-kata kunci: Kata kunci adalah kata yang menyampaikan isi sebuah gagasan dan memudahkan memicu ingatan kita. Misal:
· Tambahkan symbol-simbol dan ilustrasi mendapatkan ingatan yang lebih baik
· Gunakan huruf kapital
· Tulis gagasan penting dengan huruf yang lebih besar
· Hidupkanlah peta pikiran anda dengan hal-hal yang menarik
· Garis bawahi kata-kata itu \gunakan huruf miring atau tebal
· Siaplah kreatif dan berani
d. Lakukan sendiri dan jangan takut salah atau jelek , gunakan sebanyak mungkin ganbar yang memang membantu pemahaman anda sendiri
· Gunakan bentuk-bentuki acak untuk gagasan sendiri
· Buatlah peta konsep secara horizontal,agar dapat ruang bagi gagasan anda
          Cara membelajarkan peta konsep dan secara klasikal:
        Cara pembelajaran degan konsep ini perlu di sajikan dengan metode tugas kerja kelompok. Adapun contoh langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Guru melakukan apresiasi dengan pertanyaan pada materi model-model pembelajaran
b. Gunakan pertanyaan tentang dimensi-dimensi atau cakupan materi dari model-model pembelajaran
c. Sambil bertanya guru mencoba mentranfer jawaban siswa dalam bentuk peta konsep
d. Perbaiki peta konsep yang belum terstuktur
e. Setelah gambar peta jadi da papan tulis , guru meminta siswa untuk membuat peta konsep secara berkelompok berdasarkan sub-sub materi yang ada
f. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok,ke mudian siwa kerja kelompok untuk menbuat peta konsep . untuk itu di berikan batas waktu misalnya 10-15 menit.Jika siswa sudah terbiasa mambuat peta konsep siswa sudah dapat ditugaskan ecara individu atau kompok kecil per dua orang
g. Selama siswa menyusun peta konsep guru keliling untuk memberikan penjelasan kjika ada kelompok yang bertanya
h. Guru meminta siswa untuk membuat matrik konsep pengelompoan dan atributnya
i. Setelah selesai wakil-wakil kelompok disuruh maju untuk mempresentasikan .Sementara kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi dan masukan
j. Jika diperlukan guru memberikan penjelasan kepada materi yang belum dapat dipahami siswa
k. Berikan masikan terhadap hasil pekerjakan siswa
l. Lakuklan postest tentang konsep yang diluasai
m. Berikan siswa untuk memberikan masukan terhadap cara pembelajaran guru sebagai evaluasi untuk pembelajaran pada pertemuan selanjutnya

2. Teknik Memori 
a. Teknik memori adalah teknik memasukkan informasi ke dalam otak sesuai dengan cara kerja otak (brain-based technique). Dalam teknik ini perlu meningkatkan efektifitas dan efisiensi otak dalam menyerap dan menyimpan informasi. Daya ingat kita dapat ditingkatkan dan menurut Gunawan (2004) otak suka dengan hal yang bersifat:
· Ekstem berlebihan/tidak masuk akal
· Penuh warna
· Multi sensor
· Lucu
· Melibatkan emosi
· Melibatkan irama atau musik
· Tindakan aktif
· Gambar tiga domensi dan hidup/aktif
· Menggunakan asosiasi
· Imajinasi
· Humor
· Simbol
· Nomor dan urutan
b. Teknik memori memiliki hambatan yaitu orang tua atau guru menganggap konyol jika kita berfikir tidak masuk akal. Namun cara ini sangat efektif karena otak kita menyimpan gambar dan makna.

3. Melatih Imajinasi 
         Sekarang coba anda melakukan satu hal. Sambil menutup mata, coba bayangkan dalam pikiran anda hal-hal berikut ini:
a. Bayangkan sebuah baju kaos tanpa kerah, herwarna merah, mempunyai satu saku di bagian tengah.
b. Sekarang bayangkan baju kaos ini membesar sampai 5 kali dari ukuran semula.
c. Bayangkan baju kaos ini mempunyai kepala, kaki dan tangan.
d. Bayangkan baju kaos ini mengajak anda berbicara, berkenalan dengan anda.
e. Bayangkan anda mendengar baju kaos itu berkata, “Hi… Bu guru apa kabar hari ini? Senang berkenalan dengan anda. Siapa nama anda?” apa anda hari ini senang mengikuti PLPG? Seriuskah anda? Mengapa anda ngantuk seperti muridmu? Apa anda ndak malu dengan pengajarnya kalau ngantuk? Kalau ngantuk makan dulu saja.
         Jika kita dapat melatih imajinasi berarti otak kanan kita aktif dengan baik. Untuk mencapai hasil maksimal kita perlu memberdayakan dan menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan kanan.

4. Teknik Rantai Kata 
         Teknik ini menggunakan cara menyambung atau merantai kata menjadi cerita yang mudah kita hafalkan. Syarat yang harus dilakukan dalam membuat cerita pendek ada pada 14 poin yang tersebut sebelumnya dan ada pula syarat tambahan yaitu:
a. Buatlah cerita yang berisi aksi atau tindakan
b. Hindari perubahan bentuk karena akan mengacaukan urutan kata yang dihafal dan kurang menarik bagi otak.
c. Jangan menambah objek lain.
d. Buat cerita yang sependek mungkin karena akan semakin baik dan efektif.
e. Bayangkan gambar dari objek cerita
Teknik ini adalah melatih merangkai membuat kalimat/cerita dari kata-kata yang sudah ada.
Contoh :
a. Semesta
b. Variabel
c. Konstanta
d. Fungsi
e. Persamaan

5. Teknik Akrostik (Jembatan Keledai) 
        Teknik akrostik adalah teknik menghafal dengan mengambil huruf depan dari materi yang ingin diingat dan kemudian digabungkan hingga menjadi singkatan atau kata/kalimat lucu.
Contoh:
· Mejikuhibiniu (Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu),
· Hari libur naik kuda, rabu kamis free (singkatan dari unsur kimia golongan IA: H, Li, Natrium, K, Cs, Fr)
· Cewek sinting genit senang plembungan (singkatan dari unsur kimia golongan IV A: C, Si, Gn, Sn, Pb)